Mohammad Adlany,Ph.D.
Tanpa keraguan, seluruh manusia—baik yang baik maupun yang buruk—suatu hari kelak akan berdiri di hadapan Allah dan mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Allah Yang Mahasuci berfirman mengenai kebenaran pertemuan ini:
يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ
"Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya." (QS Al-Insyiqaq: 6)
Di jalan ini, sebagian orang yang telah mengenali jalan yang benar akan mencapai pertemuan dengan rahmat Ilahi, dan catatan amal mereka akan diberikan ke tangan kanan mereka.
Pertemuan dengan rahmat khusus Allah ini bergantung pada amal saleh dan menjauhi syirik, sebagaimana firman-Nya:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
"Barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam ibadah kepada Tuhannya." (QS Al-Kahfi: 110)
Namun, pertemuan pada Hari Pembalasan bukan hanya milik kelompok ini. Orang-orang yang kafir yang mengenali jalan yang benar pun akan bertemu dengan Tuhan, tetapi sebagai pertemuan yang disertai murka dan kemurkaan, karena mereka telah menutup diri dan mengabaikan kebenaran dan tanda-tanda Ilahi di dunia, serta menjauhkan diri dari rahmat Tuhan. Sebagaimana firman-Nya:
كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ
"Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka." (QS Al-Muthaffifin: 15)
Orang-orang yang kafir dan sengaja membutakan diri serta menutup mata terhadap bukti-bukti nyata kebenaran, akan dibangkitkan di akhirat dalam keadaan buta dari menyaksikan tanda-tanda rahmat Allah. Meskipun mereka akan menyaksikan tanda-tanda kemurkaan-Nya. Sebagaimana firman-Nya:
وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا ۖ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا
"Dan Kami kumpulkan mereka pada Hari Kiamat dalam keadaan menyeret muka mereka—dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kembali mereka adalah Neraka Jahanam. Setiap kali nyala api itu mereda, Kami tambahkan bagi mereka kobaran yang menyala-nyala." (QS Al-Isra: 97)
Karena itulah, ketika mereka menyaksikan kenyataan, mereka berkata:
رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
"Wahai Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), agar kami dapat mengerjakan amal saleh. Sungguh, kami kini yakin." (QS As-Sajdah: 12)
Namun, Allah Yang Mahasuci menjawab mereka dengan penolakan:
كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
"Sekali-kali tidak! Itu hanyalah kata-kata yang dia ucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan." (QS Al-Mu’minun: 100)
Berdasarkan hal ini, sebelum datangnya kematian, kita harus mempersiapkan bekal untuk perjalanan panjang dan penuh liku ini, dan menjadikan amal perbuatan yang baik sebagai perbekalan kita.
سَلُونِي قَبْلَ أَنْ تَفْقِدُونِي
"Tanyalah aku sebelum kalian kehilangan aku." (Nahjul Balaghah, jilid 2, hal. 152–153)
gambar: https://www.detik.com/hikmah, https://www.detik.com/hikmah
0 Komentar