Subscribe Us

ksk logo.jpg

Ali Khamenei: Cahaya Sunyi dari Mashhad

Dudi Noer

Di dunia yang hiruk oleh mikrofon kekuasaan dan panggung para penyeru palsu, ada satu suara yang tenang namun menggema jauh ke pelosok dunia Islam—suara Imam Ali Khamenei. Ia bukan hanya Pemimpin Tertinggi Iran, tapi juga penjaga api revolusi spiritual, pemandu zaman yang tak mau tunduk pada tirani global. 

Dari lorong-lorong tua yang sunyi di kota Mashhad hingga mimbar-mimbar perlawanan di Gaza dan Beirut, nama Imam Khamenei bukan sekadar simbol negara. Ia adalah semacam napas panjang dari perjuangan, doa dalam bentuk manusia, dan keheningan yang tidak pernah menyerah menghimpun hikmah. Sang Imam terus bergerak menyusuri lorong Waktu dan menolak berhenti melawan ketidak adilan yang dipertontonkan oleh Barat. 

Jejak Lelaki Langit dari Mashhad 

Sang Imam lahir dalam kesederhanaan. Ia anak dari seorang ulama yang hidup bersahaja. Sejak kecil, ia akrab dengan buku, doa, dan kemiskinan yang menempanya menjadi manusia baja. Di masa mudanya, ia tidak hanya tekun belajar fikih dan filsafat, tapi juga terjun dalam pergolakan politik, melawan Shah yang zalim. 

Setelah Revolusi Islam 1979, ia menjadi salah satu orang kepercayaan Ayatollah Khomeini. Tak lama kemudian, ia dipilih menjadi Presiden Iran dua periode, lalu akhirnya menggantikan Khomeini sebagai Pemimpin Tertinggi sejak tahun 1989 hingga hari ini. 

Ia bukan sekadar pemimpin politik. Ia seorang penyair, pecinta Nahjul Balagha, dan ulama yang membasahi lidahnya dengan dzikir dan darah Palestina. 

"Kami tidak melawan Amerika karena kami ingin perang; kami menolak tunduk pada kebatilan." — (Ali Khamenei) 

Pelita untuk Umat, Ancaman Bagi Penjajah 

Di mata dunia Barat, Khamenei sering digambarkan sebagai ancaman. Namun di mata mereka yang tertindas, ia adalah suara yang mewakili mereka yang tak bersuara. Ia bukan revolusioner murahan yang bermain kata-kata, tapi pemimpin yang hidup dalam asketisme dan tanggung jawab. 

Nelson Mandela pernah berkata

“Kami belajar banyak dari Iran bahwa keberanian menolak dominasi global bisa datang dari seorang ulama yang tak punya senjata.” 

Di medan yang dipenuhi diplomasi palsu, Khamenei bicara dengan nada langit. Ketika para pemimpin Arab diam saat Gaza dibombardir, ia berbicara lantang: 

"Palestina bukan isu Arab, ini adalah isu kemanusiaan dan keimanan." (Ali Khamenei) 

Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Lebanon, menyebutnya: 

Sayyid Khamenei bukan hanya pemimpin Iran, beliau adalah pemimpin umat Islam sejati. Kata-katanya memberi kami kekuatan lebih dari senjata.” 

Mimbar Hikmah dan Tangan yang Tak Terkorupsi 

Tak banyak pemimpin dunia yang hidup bersahaja di rumah kecil dan menolak kemewahan. Imam Khamenei adalah salah satunya. Rumahnya sederhana, karpetnya biasa, dan makannya seperti rakyat biasa. Ia tak memiliki perusahaan, vila, atau keluarga yang hidup dalam kemegahan. 

Kehidupannya sejalan dengan kata-katanya: "Pemimpin harus menjadi pelayan, bukan penguasa." 

Sebagai marja’ spiritual, ia banyak menulis tentang hikmah Qur’ani, tafsir Nahjul Balagha, serta puisi yang menyatu dengan sejarah Islam dan penderitaan umat. Ia menyebut pemuda sebagai “bunga harapan revolusi”, dan menyebut perempuan sebagai “penjaga nilai-nilai suci”. 

Sayyid Ammar al-Hakim dari Irak berkata: 

“Saya telah duduk di banyak majelis ulama, tapi tak ada yang menatap dunia dengan kedalaman seperti Sayyid Khamenei.” 

Ketika pandemi melanda, ia menyeru rakyat untuk tidak kehilangan semangat: 

“Bersabarlah. Sesungguhnya badai hanya melatih kapal untuk menemukan arah.” 

Warisan yang Melampaui Republik 

Imam Khamenei akan tercatat dalam sejarah bukan hanya sebagai Pemimpin Iran, tapi sebagai penjaga ruh revolusi Islam global. Di Afrika, Asia Selatan, Amerika Latin hingga Asia Tenggara, gagasannya menumbuhkan semangat merdeka dan berdaulat. 

Ia adalah penafsir modern atas jalan Imam Husain, yang menolak tunduk pada zaman Yazid baru. Dalam khutbah Asyura tahun 2022, ia mengatakan: 

“Karbala tidak pernah selesai. Setiap zaman punya Yazid dan setiap zaman membutuhkan Husain.” 

Bahkan Michel Chossudovsky, pakar geopolitik dari Kanada, pernah berkata: 

“Satu-satunya pemimpin dunia yang tidak bisa dibeli oleh korporasi global adalah Khamenei.” 

Imam Khamenei tahu bahwa perang hari ini bukan hanya fisik, tapi perang spiritual dan kebudayaan. Ia menyeru kepada umat untuk tidak menjadi pengikut mode dan tren kosong, tapi menjadi pelopor kesadaran sampai hari ini. Bahkan kalam-kalamnya hari adalah rudal-rudal yang tembakkan ke musuh.  

Kami tidak akan menyerah, karena iman tidak bisa dikalahkan. Mereka punya senjata, kami punya langit.” — (Ali Khamenei) 

Penutup: Jalan Sunyi Seorang Pemimpin 

Imam Khamenei bukan pemimpin yang lahir dari pemilihan atau kemewahan. Ia lahir dari air mata, doa, dan darah umat. Ia berdiri di tengah badai, menyala sebagai lentera yang menolak padam. 

Dalam dunia yang lelah mencari makna di balik kebisingan, ia tetap menjadi sunyi yang bermakna, suara dalam diam yang mengingatkan kita akan nilai-nilai langit yang tak pernah usang. 

Bila ada yang bertanya siapa Imam Ali Khamenei, maka jawablah: 

Ia adalah puisi yang berjalan di antara ledakan, suara Al-Husain di antara peluru dan bom, pemimpin yang tidak meminta dicintai,

tapi terus mencintai umatnya dalam senyap. 

Makassar, 13.06 2025

gambar : https://borneobulletin.com.bn/, https://www.cfr.org/

Biodata Penulis: 

1. Nama : Tajuddin
2. Tempat & Tgl. Lahir : Sorowako, 01.02.1969
3. Riwayat Singkat Pendidikan :
* Pendidikam terakhir. Magister Managemen (S2) Unhas. 2007
4. Pengalaman Kerja :
* Manager CV. Pontada Transport. 2000
* Direktur Utama PT. Pontada Indonesia 1992 - Sekarang
* Staf Proyek Pengembangan Masyarakat Agrobisnis (PPMA). 1988. Maros
5. Pengalaman Organisasi :
* Bendahara Umum HMI 1992-1993
* Ketua Bidang Kekaryaan HMI MPO 1992-1993
* Ketua Bidang Kader 1993-1994 HMI MPO Cab. Makassar
* Ketua Bidang intelektual & Budaya 1994-1995 HMI MPO
* Ketua Umum HMI MPO Cabang Makassar 1996-1997
Pengalaman Politik
* Partai Umat Islam 1997
* Partai Demokrat 2004
* Partai Golongan Karya (Golkar). 2022
7.  Pengalaman Ormas :
* Lembaga Adat To Taipa
* Lembaga Adat kemokolean Nuha
8.  Karya : Penulis Buku
* Ziarah Cinta. Puisi
* Editor buku : Manusia Sempurna, Ibnu Arabi. Penulis Syamsunar Phd.


Posting Komentar

0 Komentar