Subscribe Us

ksk logo.jpg

Tafsir al-Qur'an Surah Al Fath


Surah ini dinamakan Al-Fath (الفتح), yang berarti "Kemenangan" atau "Pembukaan". Nama ini diambil dari kata al-fath pada ayat pertama, yaitu tentang kemenangan yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad saw.

Tempat Turun

Surah Al-Fath tergolong sebagai surah Madaniyah, artinya diturunkan setelah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah, tepatnya seusai peristiwa Perjanjian Hudaibiyah.

Jumlah Ayat

Surah ini terdiri dari 29 ayat.

Kandungan Umum

Tema utama surah ini adalah kabar gembira dari Allah tentang kemenangan nyata untuk Rasulullah saw dan kaum Muslimin. Kemenangan ini bukan hanya secara fisik, tapi juga dalam bentuk pengampunan dosa, ketenangan batin, pertolongan, kemuliaan dakwah Islam, serta janji akan kemenangan-kemenangan berikutnya.

Latar Belakang Turun (Asbāb al-Nuzūl)

Surah ini turun setelah terjadinya Perjanjian Hudaibiyah antara Rasulullah saw dan kaum Quraisy Makkah tahun ke-6 Hijriah. Saat itu, Nabi bersama sekitar 1400 sahabat pergi ke Makkah untuk umrah, namun Quraisy mencegah mereka memasuki kota. Sebuah perjanjian damai dibuat, yang sekilas terlihat merugikan Muslimin. Akan tetapi Allah menurunkan Surah Al-Fath sebagai jawaban,

Surah Al-Fath adalah surah Madaniyah yang, dalam pandangan Ahlul Bait (as), memiliki makna yang lebih dalam dan batiniah. Selain merujuk pada peristiwa sejarah seperti Perjanjian Hudaibiyah dan Fathu Makkah, surah ini juga mengandung isyarat tentang wilayah (kepemimpinan Ilahi), imamah, dan masa ghaybah (kegaiban) Imam Zaman (af). Berikut penjelasan utama tafsir berdasarkan riwayat Ahlul Bait (as):

1. "Fathun Mubin" (Kemenangan Nyata) dalam Pandangan Ahlul Bait (as) (Ayat 1-3) 

Perjanjian Hudaibiyah sebagai Awal Kemenangan Hakiki

Dalam riwayat Ahlul Bait (as), "Fathun Mubin" tidak hanya merujuk pada kemenangan fisik seperti Fathu Makkah, tetapi juga kemenangan akhir kebenaran atas kebatilan di zaman kemunculan Imam Mahdi (af).  

Imam Ja'far ash-Shadiq (as) menafsirkan ayat "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata" (QS. 48:1) dengan berkata:  

"Ini bukan kemenangan atas Makkah, melainkan kemenangan besar yang akan terjadi di masa depan." (Tafsir Al-Qummi)  

Beberapa riwayat mengaitkannya dengan "kebangkitan global Imam Mahdi (af)".  

Pengampunan Dosa dan Hubungan dengan Wilayah

Janji "agar Allah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang" (QS. 48:2) dalam riwayat Ahlul Bait (as) merujuk pada kema'shuman (keterjagaan dari dosa) Nabi (saw) dan Ahlul Bait (as), karena mereka suci dari segala kesalahan.  

Imam Muhammad al-Baqir (as) menjelaskan:  

"Yang dimaksud 'dosa' di sini bukan kesalahan, melainkan 'umat'—yaitu Allah mengampuni umat Nabi (saw) karena wilayah (kecintaan dan kepemimpinan) kami." (Biharul Anwar) 

2. Ketenteraman dalam Hati Orang-Orang Beriman (Ayat 4)  

Sakinah (Ketenteraman) adalah Tanda Kecintaan pada Ahlul Bait (as)

Dalam riwayat Ahlul Bait (as), "sakinah" (ketenangan) yang diturunkan ke dalam hati orang beriman dikaitkan dengan kecintaan dan ketaatan kepada Ahlul Bait (as).  

Imam Ja'far ash-Shadiq (as) bersabda:  

"Sakinah adalah Ruhul Qudus yang bersemayam di hati mukmin dan membimbingnya kepada wilayah kami." (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn)  

3. Baiat kepada Nabi (saw) dan Baiat kepada Imam (as) (Ayat 10 & 18)

Baiatur Ridwan: Simbol Kesetiaan kepada Imam Zaman (af)

Dalam riwayat Ahlul Bait (as), orang-orang yang berbaiat di Hudaibiyah adalah lambang para pengikut setia Ahlul Bait (as) yang berkomitmen kepada Imam Mahdi (af) di zaman ghaybah.  

Imam al-Baqir (as) berkata:  

"Mereka yang berbaiat di bawah pohon adalah para pecinta Ali (as) dan para pendukung Al-Qaim (af)." (Kamaluddin)  

"Tangan Allah di Atas Tangan Mereka" (Ayat 10)

Ayat ini ditafsirkan sebagai tangan wilayah para Imam (as)—setiap baiat kepada Allah pada hakikatnya adalah baiat kepada Imam Zaman (af).  

4. Kemenangan Akhir Islam atas Semua Agama (Ayat 28)  

Kemenangan Islam di Zaman Kemunculan Imam Mahdi (af)

Ayat "untuk memenangkannya atas segala agama" (QS. 48:28) dalam riwayat Ahlul Bait (as) merujuk pada kemenangan Islam di masa pemerintahan Imam Mahdi (af).  

Imam ash-Shadiq (as) bersabda:  

Ayat ini akan terwujud ketika Al-Qaim (af) bangkit dan Islam berkuasa di seluruh dunia.(Tafsir Al-Burhan)  

5. Ciri-Ciri Mukmin Sejati (Ayat 29)  

Mukmin Sejati adalah Pengikut Setia Ahlul Bait (as)

Perumpamaan mukmin seperti "tanaman yang mengeluarkan tunasnya" (QS. 48:29) dalam riwayat Ahlul Bait (as) melambangkan pertumbuhan dan penyebaran kecintaan kepada Ahlul Bait (as).  

Imam al-Baqir (as) berkata:  

Ini tentang para pecinta kami yang menyembunyikan iman mereka di masa ghaybah, tetapi akan tampak jelas seperti tanaman subur di masa zuhur (kemunculan Imam Mahdi).(Tafsir Furat Al-Kufi)

6. Peringatan bagi Musuh Ahlul Bait (as) (Ayat 6 & 23-26)

Azab Dunia dan Akhirat bagi Penentang Wilayah

Ayat-ayat tentang azab bagi munafik dan musyrik (seperti QS. 48:6) dalam riwayat Ahlul Bait (as) merujuk pada musuh Ahlul Bait (as) seperti Bani Umayyah dan pembunuh Imam Husain (as).  

Imam Ali (as) menafsirkan "Dan mengazab orang-orang munafik" dengan berkata:  

"Mereka adalah musuh kami Ahlul Bait—secara lahir Muslim, tetapi dalam batin memerangi kami." (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn)  

7. Keutamaan Membaca Surah Al-Fath dalam Riwayat Ahlul Bait (as)  

Membacanya Tanda Kecintaan kepada Ahlul Bait (as)

Imam ash-Shadiq (as) bersabda:  

"Siapa yang membaca Surah Al-Fath, ia seperti orang yang hadir bersama Nabi (saw) saat Fathu Makkah, dan kami menganggapnya sebagai bagian dari pecinta kami." (Tsawabul A'mal)  

Kesimpulan

Surah Al-Fath dalam tafsir Ahlul Bait (as):  

"Menggambarkan kemenangan Islam dalam tiga tingkatan"

 Fathu Makkah (sejarah lahiriah)  

   - Perjuangan para pecinta Ahlul Bait (as) melawan kezaliman di masa ghaybah  

   - Kemenangan terakhir di zaman zuhur (pemerintahan Imam Mahdi (af)).  

Wilayah Ahlul Bait (as) adalah inti surah ini, dan ayat-ayatnya mengandung isyarat tentang imamah dan ghaybah.

Pengikut setia Ahlul Bait (as) adalah mereka yang tetap berpegang teguh pada Imam Zaman (af) di masa sulit ghaybah.

Oleh : Ustadz Ridwan Lagading,S.Ag.,MA.

gambar : https://vceela.com/shop, https://parstoday.ir/id/radio

Posting Komentar

0 Komentar