Subscribe Us

ksk logo.jpg

Menyingkap Tabir Pembeda Jalan Akhlak dan Irfan Amali

 Oleh : Dr. Syamsunar Nurdin

Setiap ilmu memiliki suatu rangkaian kaidah yang dengannya dasar dan prinsip ilmu tersebut terpahami, serta dalam maqam amal terlaksanakan. Prinsip dan kaidah yang sangat penting diutarakan dalam akhlak irfani adalah urutan maqam-maqam yang akan ditempuh seorang salik. Dan ini juga merupakan suatu hal yang sudah tersepakati dalam irfan amali bahwa jalan untuk mencapai kesempurnaan insani adalah melewati setiap dari stasiun-stasiun dan maqam-maqam suluk, dimana untuk mencapai derajat berikutnya bergantung pada pencapaian derajat sebelumnya.

Akhlak atau hikmah amali membahas tentang perbuatan iradah manusia ditinjau dari aspek baik dan buruk, dimana substansi diri manusia, yakni nafsnya mesti berusaha melakukan perbuatan-perbuatan iradah yang baik dan menjauhi perbuatan-perbuatan iradah yang buruk untuk meraih kesempurnaan-kesempurnaan insaniah. Refleksi dari pengetahuan akhlak adalah melakukan amal-amal saleh sehingga bagi nafs diperoleh ketinggian dan keutamaan dihubungkan dengan badan materi, serta nafs mampu menguasai kehendak-kehendak materialistik badan. 


Hal-hal yang dibahas dalam akhlak di antaranya pengenalan terhadap akhlak baik dan buruk, sifat-sifat baik dan terpuji yang menyempurnakan nafs dan jiwa seperti keimanan dan kecintaan pada Tuhan, tawakkal, syukur, tawadhu, zuhud, haya’ (malu), iffah, sabar, dan lainnya, serta sifat-sifat tercela yang mendegradasikan jiwa seperti kufur, jauh dari Tuhan, kibir, riya, ujub, hasud, tamak, serakah, cinta dunia, dan lainnya, cara dan metode tarbiyah dalam Islam, pengenalan nafs manusia serta jenis nafs seperti ammarah, lawwamah, mulhimah, mutmainnah, dan lainnya.


Adapun jalan irfan amali dan tasawuf adalah jalan kasyaf dan syuhud hakikat ontologis dan menghubungkan manusia pada hakikat tersebut bukan berdasar akal dan argumentasi, melainkan berdasar atas dzauq, isyrâqi, wusul, dan penyatuan pada hakikat. Tentunya untuk sampai pada tingkatan ini pesuluk harus menjalankan disiplin-disiplin serta amalan-amalan khusus (riyadah). Jadi maktab irfan tidak hanya bertumpu pada ilmu, tetapi amal yang menjadi asas dan dasar keaktualannya. 


Bahkan ilmu itu sendiri hasil dari aktualisasi amal, dan untuk mencapai makrifat irfani harus terlebih dahulu melewati tahap-tahap, yakni menjalankan sair suluk dan menempuh stasiun-stasiun serta tingkatan-tingkatan maqam. Oleh sebab itu, irfan amali atau tasawuf adalah menjalankan program sair suluk dan melewati tahap-tahap, stasiun-stasiun, serta mencapai kondisi-kondisi dan maqam-maqam untuk memperoleh makrifat irfani, sampai pada tauhid, serta fana, dimana semua proses itu disebut sebagai “thariqah”. 

Berikut ini beragam definisi tantang tasawuf dan irfan amali yang berdasarkan tinjauan urafa terhadap perjalanan batinnya:
1. Tasawuf yakni Tuhan mematikanmu dari dirimu dan menghidupkanmu dengan diri-Nya;
2. Tasawuf tidak lain adalah kebersihan batin dan penyaksian Hak Swt, yakni wasilahnya adalah kebersihan hati dan tujuan akhirnya adalah penyaksian Tuhan;
3. Tasawuf adalah pelepasan diri dalam penyembahan dan ibadah pada selain Tuhan, serta keluar dari tabiat insani dan perhatian hanya pada Tuhan dengan totalitas eksistensi diri;
4. Awal dari tasawuf adalah pengenalan pada Allah Swt dan akhirnya adalah pengesaan dan penunggalan-Nya;
5. Tasawuf adalah suatu bagian dari irfan yang menjelaskan tentang hubungan dan tanggung jawab manusia terhadap dirinya, alam semesta, dan Tuhan. 


Dengan memperhatikan makna dan pengertian dari akhlak dan irfan amali maka kita peroleh kesamaan antara keduanya dari sisi pengontrolan perbuatan, ucapan, dan penguasaan atas nafs. Akan tetapi metode dan cara menghasilkan perbuatan-perbuatan baik serta kesempurnaan diri adalah berbeda.


Dalam akhlak tidak dibutuhkan sair dan suluk serta riyadah khusus, dan tanpa mursyid serta syekh dan dengan mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits, karya-karya akhlak dan tasawuf para ulama beserta pengamalannya, kita mampu mencapai suatu tujuan ideal; sementara dalam irfan amali tidaklah demikian. 

Dalam tasawuf dan irfan amali seorang salik haruslah melakukan sair dan suluk, mujahadah, dan riyadah serta mendapatkan bimbingan dari seorang syekh kamil yang telah mendapatkan wushul sebelumnya.

Gambar Mihrab Isfahan dari Pinterest

Posting Komentar

0 Komentar