Subscribe Us

ksk logo.jpg

Gerak Menuju Tuhan : Sebuah Pendekatan (1)


 



Oleh : Ust. Dr. Muhammad Adlani 


 Pendahuluan

Poin terpenting dalam pandangan dunia, pengenalan manusia, ideologi, dan filsafat adalah mengenal sumber eksistensi dan keberadaan Tuhan sebagai Sang Pencipta segala realitas. Perkara ini yang melandasi pilar-pilar keyakinan dan bangunan-bangunan pemikiran manusia dan berperan sangat signifikan dan substansial dalam pembentukan jati diri manusia dan kesempurnaannya. Hal ini pula merupakan garis demarkasi antara pandangan dunia Ilahi dan pandangan dunia Materialisme.
Membahas dan mengkaji sumber eksistensi, keberadaan Tuhan, dan perkara-perkara eksistensial lainnya dengan menggunakan instrumen akal dan argumentasi rasional adalah sangat urgen, karena diterima dan dapat dipahami oleh semua manusia. Seluruh manusia memanfaatkan akal dan berargumentasi dengannya dalam semua dimensi kehidupannya. Tidak seorang pun menolak keberadaan akal dan fungsi-fungsinya, karena ia bagian yang tak terpisahkan dari hakikat manusia dan kehidupannya. Mungkin sebagian kecil manusia membatasi kedudukan akal, tetapi tidak menafikan eksistensinya secara mutlak.
Dalam sejarah ilmu dan pemikiran manusia, terdapat dua model pengetahuan yang dikenal secara umum, pengetahuan hudhuri (syuhudi) dan pengetahuan hushuli (rasional-filosofis). Pengetahuan hudhuri adalah kehadiran sesuatu itu sendiri dalam jiwa manusia. Jenis pengetahuan ini tidak mengalami kesalahan dan kekeliruan karena tidak ada jarak dan tabir antara subyek yang mengetahui dan obyek yang diketahui.
Pengetahuan hushuli adalah kehadiran gambaran dan konsep universal sesuatu di alam pikiran manusia yang diperoleh melalui akal dan argumentasi-argumentasi rasional-filosofis. Jenis pengetahuan ini dapat mengalami kesalahan dan kekeliruan karena ada jarak dan tabir antara subyek yang mengetahui dan obyek yang diketahui. Jarak dan tabir itu tidak lain adalah gambaran dan konsep itu sendiri.
Dalam pengkajian dan analisa atas sumber eksistensi dan keberadaan Tuhan,  di sini akan menggunakan pendekatan akal dan argumentasi rasional-filosofis serta dalil-dalil tekstual lainnya demi menguatkan apa-apa yang dicapai oleh akal. Karenanya,  jenis pengetahuan yang dihasilkan bersifat hushuli. Namun perlu ditekankan bahwa dasar dan pondasi observasi akal dan argumentasi rasional di sini adalah pengetahuan hudhuri yakni pengetahuan terhadap eksistensi dan keberadaan diri sendiri, karena itu dalil-dalil rasionalitasnya berpijak pada suatu pengetahuan yang benar dan pasti.

Pandangan Dunia
Pandangan dunia manusia terbagi empat:
1.      Pandangan dunia empiris
Suatu pandangan yang hanya berpijak pada data inderawi, fisikal, dan empiris;
2.      Pandangan dunia filsafat
Suatu pandangan yang bersandar pada analisis rasional dan penalaran akal.
3.      Pandangan dunia agama
    Suatu pandangan yang diperoleh melalui kepercayaan kepada para pemimpin agama, ucapan-ucapan mereka, dan teks-teks suci agama.
4.      Pandangan dunia irfan (tasawuf)
Suatu pandangan yang dicapai melalui koridor penyingkapan dan penyaksian batin.

Wilayah pengetahuan empirik hanya terbatas pada fenomena-fenomena alam materi, maka dari itu tidak mungkin dapat mengetahui secara menyeluruh realitas-realitas alam semesta dan menyelesaikan berbagai masalah yang bersangkutan dengannya. Persoalan-persoalan fundamental alam semesta di luar jangkauan ilmu-ilmu empiris, karena itu ilmu empiris tidak dapat menolaknya atau menegaskannya. Kita tidak dapat membuktikan keberadaan Tuhan melalui observasi laboratorium. Masalahnya, indra lahiriah tidak dapat menilai dengan pasti ada-tiadanya realitas di luar alam materi.
Pada sisi lain, berbagai perkara-perkara batin pada pengetahuan hudhuri dan syuhudi yang apabila ingin dijabarkan secara konseptual, mesti memerlukan kemampuan akal dan nalar tertentu yang hanya dapat dilakukan dengan dasar-dasar analisis rasional dan filsafat. Lagi pula, sering terjadi kekeliruan dalam penyaksian batin sehingga salah menentukan hakikat sesuatu.
Seseorang tidak mungkin mencapai berbagai hakikat batin kecuali setelah melakukan sair-suluk irfani dan menapaki jalan-jalan spiritual bertahun-tahun lamanya. Sementara persoalan tentang Sang Pencipta dan keberadaan alam semesta adalah hal yang urgen dan harus segera dipahami demi menetapkan langkah awal dalam proses keberimanan seseorang. Dari satu sisi, sair suluk irfani adalah sesuatu yang bersifat praktis, bukan teoritis, yakni seseorang sebelum memasuki sair suluk, pertama-tama ia harus meyakini secara teoritis tujuan puncak sair suluk-nya, yakni memahami eksistensi Tuhan dan pengetahuan umum tentang wujud. Pembuktian teoritis tentang eksistensi Tuhan dapat dilakukan dengan akal dan dalil-dalil rasional-filosofis.
Kesimpulannya, satu-satunya cara terbaik dan meyakinkan bagi seorang pemula yang ingin mencari solusi awal atas masalah-masalah substansial seputar perkara-perkara eksistensial, sumber keberadaan, dan eksistensi Sang Pencipta adalah melalui koridor logika, akal, dan argumentasi rasional-filosofis. Setelah itu, ia dapat mengambil dan mengadobsi pandangan-pandangan dunia lainnya demi menguatkan, melengkapi, menyempurnakan, dan meluaskan pandangan dunia filsafatnya, karena pandangan-pandangan dunia yang lain memiliki unsur-unsur kebenaran pula.
Bersambung...



Gambar : https://www.bacaanmadani.com
 



*Tulisan ini disajikan pada Kajian Ushuluddin edisi perdana, Desember 2019 di Komunitas Sungai   Kenabian)



Posting Komentar

0 Komentar