Tajuddin Nur
Kenapa sayyida Fatimah Zahrah begitu penting, dirindukan dan di cintai oleh banyak orang?. Kecintaan itu tidak saja dari kalangan Muslim, tetapi dihampir semua agama. Kecintaan terhadap Sayyidah Fatimah, karena mereka tahu dan mengerti sejarah kehidupan tentang Fatimah Zahra, mengerti nasabnya dan mengerti arti nubuah.
Kehidupan Az-Zahrah dipenuhi kemewahan sujud, kedermawanan, ketulusan, pengabdian dan keberanian. Kemewahan intelektual dan spiritual, karena kemewahannya, ia tidak dapat diulas, dilukis dan diuraikan secara sempurna. Fatimah adalah Fatima sebagaimana adanya.
Kecintaan kepada Fatimah Zahra, adalah wujud ketulusan, dimana setiap penempuh dijalan-jalan cinta, akan mengerti betapa di jalan cinta itu, akan menyingkapkan berbagai makam-makam spritualitas, sebab di jalan cinta Fatimah Zahra akan meleburkan bentuk-bentuk egoisme, cinta dunia dan syahwat. Doa dan munajat telah mengisi dihampir seluruh hidupnya, keagungan dan kemuliaannya dibentuk karena kesungguhannya berbakti pada keluarga, masyarakat dan Tuhannya.
Ketulusan Fatimah Zahra, adalah gambaran dan kebanggaan dan hujjah Allah terhadap Setan yang menggugah atas keinginan Allah untuk menciptakan manusia, terima kasih kita haturkan pada para nabi dan rasul serta para orang-orang suci, yang karena merekalah kita dapat merasakan hidup. Merekalah Hujjah yang paling sempurna atas eksistensi Allah. Sayangnya kehadiran para Hujjah dalam realitas hidup kita, tidak disadari sebagai hadiah-hadiah dalam melakoni kehidupan yang baik.
Pesan Baginda Muhammad bahwa "siapa yang mencintai Fatimah Zahra adalah bahagian dari mencintaiku dan siapa saja menyakitinya juga bahagian dari menyakitiku". Pesan universal ini, mengisyaratkan kepada para pengikut Muhammad, serta mereka yang terpaut di jalan nubuah, akan menjaga, jangan sampai hati Fatimah Zahra tersakiti, karena sakit Fatimah adalah bahagian sakitnya baginda Muhammad dan Allah Swt.
Cinta kepada Fatimah Zahro, bukan semata ucapan kecintaan, akan tetapi, ucapan adalah tahapan awal menuju pengetahuan keyakinan dan pengorbanan cinta. Sama seperti iman, diawali dari pengakuan, yakni ucapan, keyakinan dan pelaksanaan wujud dari iman.
Adalah Fatimah zahra, wanita penghulu semesta, wanita perwujudan surgawi, hasil uslah 40 hari baginda Muhammad, yang kemudian tersimpan rapi dalam rahim suci sayyida Khadijah Al-Qubro. Fatimah Zahra adalah wanita tempahan nubuah yang paling suci dan sempurna dalam ciptaan.
Mengurai kesucian dan kesempurnaan Fatimah Zahro tidak mungkin digambarkan secara sempurna oleh manusia biasa seperti kita, kesempurnaan Fatimah Zahro hanya tergambar di dalam kesempurnaan itu sendiri. Ia tidak mungkin terwakili oleh tangan yang berlumuran dosa seperti kita, ia tidak terjangkau oleh akal mesum seperti kita, ia tidak ter-contoh oleh perangai buruk seperti kita, ia tidak terurai oleh keterbatasan kalimat yang Dhoif seperti kita, karena ia adalah perwujudan kesempurnaan penciptaan.
Kenapa kita mesti mencintai Fatimah Zahra?Fatimah Zahra, adalah keturunan baginda Muhammad, anak sayyida Khadijah Al-Qubro, kekasih Sayyidina Ali, ibu 2 pemuda ahli surga, yakni imam Hasan dan imam Husein. Itulah sayyidati Nisa il àlamìn yang terhimpun dalam kesempurnaan ciptaan. Ia adalah pemilik cahaya, pagi dan petang, karena bentukan sujudnya dalam mihrab penghambaan yang paling utuh.
Fatimah Zahro adalah bentuk cinta dari baginda Muhammad, bentuk kasih sayang Khadijah Al-Qubro, yang tumpah ruah dalam hamparan nubuah. Setiap pencinta akan merasakan luapan kerinduan, cinta sekaligus luapan derita atas seluruh peristiwa yang menimpa Zahro.
Menyebut, mengenang dalam berbagai peringatan atas lahir dan wafatnya, akan memantik kehadiran sang wanita surgawi itu, secara fisik ia telah terlahir dan kembali pada sang khalik, tetapi ia adalah wanita penghulu semesta yang melingkupi seluruh tahapan semesta, ia hadir dalam berbagai majelis duka, karena kecintaannya kepada para pencintanya.
Kerinduan dan cintalah yang akan mengantarkan kita pada rasa kehadirannya, sebab rindu dan cinta adalah jalannya, siapa saja yang rindu dan cinta, sebenar-benar rindu dan cinta kepadanya, akan disambutnya. Kehadiran dan Kedekatan oleh rasa kita, menyebabkan kehadirannya. Ia hadir dalam duka para perindu, ia turut menangis seperti tangisan para perindu, karena itulah jalan cinta.
Karena itulah, para pencinta tidak akan menyakiti ibu, anak-anak perempuan dan pasangan mereka, menyakiti ibu, anak-anak perempuan dan pasangan mereka, akan menyebabkan luka hati Fatimah Zahro. Berkhidmat adalah jalannya di mana para pencinta akan mengerahkan kemampuan agar mereka dapat berkhidmat pada wanita-wanita mereka.
Menghadirkan kecintaan pada Fatimah Zahro adalah jalan terbaik menuju khidmat pada sesama. Para kekasih bukan untuk disakiti, tetapi untuk memasukkan rasa kebahagiaan, kedamaian dalam setiap hati insan
Bahwa di jalan ini, manusia sering tergelincir, ini menunjukan bahwa kita hanyalah manusia yang diselimuti kedaifan. Ketaksempurnaan itulah, yang melahirkan kesadaran, untuk senantiasa kembali di jalan cinta. Karena kemaha cintaan Allahlah sehingga setiap kesalahan hambanya, Allah tetap membisikan kesadaran pengakuan terhadap setiap kesalahan.
Tidak peduli seberapa jauh kita berjalan pada kesesatan, seberapa tinggi engkau terbang, seberapa lorong kegelapan engkau susuri, kembalilah di jalan cinta, karna jalan cinta akan menghapus sejarah masa lalu yang kelam. Itulah gerak cinta Allah yang ditajallikah pada hambanya agar di setiap kesalahan ada pertobatan.
Atas Ridho Tuhanlah kita pasrahkan segalanya, tetapi Ridho Tuhan juga selalu memiliki alasan, bahwa kita memang pantas untuk menerima Ridho ilahi karena khidmat kita pada sesama. Termasuk bagaimana agar kita mampu menyerap cinta oleh mereka yang pantas untuk kita cintai.
Nah, lalu apa yang mesti kita lakukan dalam rangka mendapatkan sedikit cinta Hazrat Fatimah? Paling tidak ada tiga hal. Pertama, membaca sejarah Hazrat Fatimah dalam rangka mendapatkan gambaran awal tentang tahapan-tahapan kehidupan yakni bagaimana Hazrat Fatimah berbicara, berinteraksi, berumah tangga, berkorban, berduka, beribadah dan bermasyarakat.
Gambaran di atas adalah masih berupa pengetahuan literasi, ibarat melihat buah apel, yang terbayang adalah enaknya apel, masih berupa abstraksi atau imajinasi kita tentang nikmatnya makan buah apel. Meskipun berupa abstraksi, dalam konsepsi pengetahuan abstraksi semacam ini sudah masuk dalam derajat kemuliaan, sebab bagi yang mengetahui konsepsi tersebut ia dapat menggerakkan berbagai saluran-saluran pengetahuan lain serta memutuskan sikap-sikap positif pada dirinya.
Jadi literasi historis adalah pemantik untuk menyalakan cahaya. Derajat-derajat di atasnya akan mengikut pada derajat yang terbentuk dari Ketidaktahuan menjadi tahu. Pergerakan literasi historis terhadap Hazrat Fatimah akan membentuk simpul-simpul kesempurnaan manusia, dengan demikian syarat-syarat untuk mendapatkan sedikit cinta Hazrat Fatimah akan semakin mempercepat gerak cinta Hazrat Fatimah terhadap para pencinta.
Gerak Hazrat Cinta Fatimah adalah manifestasi sifat-sifat kesempurnaan Allah, karena Hazrat Fatimah adalah salah satu tajalli terbaik Allah dalam gerak cinta terhadap sesama manusia, maka yang utama dalam mencontoh Allah adalah Hazrat Fatimah. Gambaran Ayatullah Bahjat tentang hal tersebut :
Aku mengira bahwa hambalah yang pertama kali mencintai Allah hingga Dia mencintainya. Namun ketika aku membaca firman Allah swt:
فسوف يأتي الله بقوم يحبهم و يحبونه
"kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya", aku mengetahui bahwa yang pertama kali mencintai adalah Allah.
Aku mengira bahwa hambalah yang bertaubat hingga Allah menerima taubatnya. Namun ketika aku membaca firman Allah swt.:
ثم تاب الله عليهم ليتوبوا
"kemudian Allah kembali kepada mereka agar mereka bertaubat", aku mengetahui bahwa Dialah yang membisikkan ajakan Taubat padanya hingga dia bertaubat.
Aku mengira bahwa hambalah yang Ridho pada Allah hingga Dia meridhoinya. Namun ketika aku membaca firman Allah swt.:
رضي الله عنهم و رضوا عنهم
"Allah meridhoi mereka hingga mereka Ridho pada-Nya", aku mengetahui bahwa Dialah yang mendahului Ridho pada hamba-Nya.
Begitu Agungnya Kau wahai Tuhan sekalian alam.
Kedua, Ziarah adalah komponen gerak cinta yang tidak lagi sebatas konsepsi pengetahuan, akan tetapi, ziarah adalah perwujudan dari cinta yang digerakkan oleh hasrat pengetahuan. Hasrat cinta akan mewujud dalam penghayatan, pengorbanan dan penyatuan rasa terhadap objek cinta.
Ziarah tidak lagi di batasi oleh ruang dan waktu, ziarah mampu memecah batas jarak waktu, Ziarah adalah suluk cinta, dimana si pesuluk akan dilingkupi keadaan derita kerinduan untuk segera berjumpa dengan sang kekasih. Membatasi Ziarah pada gerak fisik hanya akan membatasi derajat-derajat kemuliaan pada pesuluk. Gerak fisik kita adalah pemantik menuju alam rasa hingga menembus cinta.
Ziarah adalah membangun relasi kemanusiaan dan Tuhan. Di sana kita akan menemukan bagaimana manusia akan saling berkhidmat atas nama kekasih, akan menyaksikan realitas bayangan alam mashar, dimana manusia akan sibuk mencari pemimpin mereka. Pada tahap inilah kita menyaksikan siapa berada di jalan kebenaran yang sesungguhnya.
Ketiga, Peringatan juga adalah media suka/duka. Kita bergembira (suka) atas kelahiran manusia-manusia yang menjadi penyebab terciptanya alam semesta, termasuk atas diri kita masing-masing. Bahwa dengan kehadiran mereka menjadi rahmat atas seluruh ciptaan adalah merupakan karunia yang tak terhingga atas kita. Kegembiraan kita adalah wujud rahmat atas kelahiran mereka. Kita tidak mungkin bergembira tanpa kehadiran mereka dan kehadiran mereka itulah menjadi hujah atas kegembiraan kita.
Ini adalah bukti atau hujjah bahwa sejak semula nama-nama para A'Imah sudah menjadi saluran rahmat atas yang lainnya. Maka menjadi wajar jika kita bergembira dengan memperingati kelahiran Hazrat Fatimah.
Dan di kematiannya ada kelogisan kita untuk berduka sebagaimana kelogisan kita untuk bergembira si saat kelahirannya. Kedatangan atau kehadiran adalah apresiasi kegembiraan. Dan kematian adalah ikutan atas kedukaan.
Keempat, Hadiah. Hadiah bertujuan menggembirakan, sehingga si penerima hadiah akan merasa senang. Kegembiraan dan kesenangan tersebut akan berkorelasi dengan kebaikan dan derajat-derajat yang memberi hadiah. Yang memberi hadiah bertujuan untuk menyenangkan dan menggembirakan sementara yang menerima juga akan bergembira dan senang. Bedanya, yang memberi dan yang menerima adalah yang menyebabkan pemberi hadiah tergerak untuk memberi hadiah adalah yang menerima itu sendiri. Tetapi yang akan mendapat kebaikan atas gerak memberi adalah yang akan diberi itu sendiri.
Secara umum diriwayatkan dari Imam Shodiq as: "Fatimah memiliki sembilan nama di sisi Allah: Fatimah, Shidiqah, Mubarakah, Thahirah, Zakiyah, Radhiyah, Mardhiyah, Muhaddatsah dan Zahra".
Nama bagi Hazrat Fatimah adalah sifatnya, menyatu dalam esensi. Di mana nama dan sifat adalah hakikat dari seluruh kemuliaan kehidupannya.
Makassar, 27.04.2025
gambar : https://parstoday.ir/id/news
0 Komentar