Subscribe Us

ksk logo.jpg

Manusia Transdimensional

Ustadz Prof.Dr. Khusnul Yaqin,M.Sc

Suatu ketika ada seorang sayyid Baalawi berziarah ke Makam Mbah Dirah, di Kemeduran Gresik.  Beliau melihat silsilah di makam itu.  Lalu dia menangis.  Salah seorang cucu mbah Dirah menegur, kenapa ye' (singkatan dari sayyid).  Salah itu silsilah.  Mbahmu lebih tua dari orang-orang itu, sambil menunjuk nama kakek-kakek mbah Dirah yang menyambungkan mbah Dirah ke Sunan Giri I (Muhammad Ainul Yaqin).  Mbahmu ini yang selalu membawakan sandal kanjeng sunan Giri dan membantu segala keperluannya.  

Bagamana bisa itu terjadi, seorang cucu yang jauh sekitar 12-17 ke bawah, bisa berada di sisi kakeknya dan melayaninya?

Kita bisa merujuk ke narasi ketika Imam Ali saat bertanya kepada Salman.  Duhai Salman, mana yang lebih tua antara aku dengan kamu.  Salman adalah sahabat Nabi Muhammad Saw saat ketemu dengan Nabi saw umurnya sudah 200 tahun.  Setelah itu Salman masih hidup 100 tahun lagi. Salman menjawab, tentu aku duhai maulaku.  Lalu Imam Ali menyebutkan peristiwa di mana ketika Salman muda sedang mengembara mencari kebenaran, lalu Salman tersedot di lumpur penghisap di padang pasir.  Duhai Salman ingatkah ketika kamu tersdot oleh lumpur penghisap dan ditolong oleh seorang penunggang kuda.  Iya Imam, saya masih ingat, karena peristiwa itu mengerikan sekaligus menakjubkan.  

Ingatkah kamu tentang hadiah sebotol minyak wangi yang kamu berikan kepada laki-laki penunggang kuda itu? iya, betul duhai Imam.  lalu Imam Ali merogoh kantung bajunya dan memperlihat sebotol minyak wangi hadiah dari Salman.

Imam Ali juga pernah mengatakan kepada syiahnya setelah selesai dalam suatu peperangan, bahwa yang membantu mereka dalam peperangan bukan hanya syiah Ali yang berasal dari Madinah, tetapi juga syiah Ali yang belum dilahirkan.

Narasi itu memberikan pelajaran kepada kita bahwa ruang-waktu bukanlah hal yang linear, tetapi ia membentuk sesuatu yang serupa dengan bentuk elip. Awal dan akhir dalam konsep itu bukan paradoks.  Dua titik itu tidak stagnan.  Mereka adalah sesuatu yang dinamis.

Sayang sekali kita sangat terjebak dengan materialitas ruang-waktu sehingga sulit, apalagi berada pada konsep eliptis ruang waktu, menjadi manusia yang transdimensional.

gambar : https://erfan.ir/indonesian

Posting Komentar

0 Komentar