Subscribe Us

ksk logo.jpg

Pengorbanan: Dari Ibrahim, Muhammad hingga Palestina


 Oleh : Prof. Dr. Khusnul Yaqin, M.Sc


Hari ini boleh jadi kita sudah ikut urunan untuk menunaikan qurban di tanggal 10 Dzulhijjah baik itu berupa sapi atau kambing.  

Ada diantara kita yang mendapatkan limpahan rezeki yang banyak dari Allah SWT berkorban dengan beberapa ekor kambing atau beberapa puluh sapi.  

Ada juga yang berkorban dengan satu sapi tapi harganya luar biasa mahal, karena sapinya besar dan berkualitas.  

Cara-cara berkorban ini adalah sesuatu yang baik.  Dengan cara itu, kita dilatih oleh Allah SWT memberikan kepada orang lain dari sebagian yang kita miliki secara majasi.

Tapi semua itu adalah mengorbankan harta, belum pada tingkatan pengorbanan yang lebih tinggi, yaitu pengorbanan jiwa.  

Kalau kita telusuri asal usulnya, perintah berkorban di hari Idhul Adha itu justru dari perintah Allah untuk mengorbankan jiwa seorang anak yang dicintai, yaitu perintah kepada nabi Ibrahim untuk menyembelih nabi Ismail.  

Oleh karena keteguhan dan keikhlasannya, akhirnya Allah SWT mengganti nabi Ismail yang akan disembelih dengan domba.  Lalu jadilah perintah itu ditujukan kepada kaum muslimin untuk berkorban binatang ternak, kambing, sapi dll.  

Setelah perintah pengorbanan Nabi Ibrahim as, Allah memberikan gelar Imamah kepada Ibrahim dan anak cucunya yang sama sekali tidak berbuat zalim (Al Baqarah 124).

Nabi Muhammad SAW sebagai keturunan Ibrahim juga mengalami hal yang sama dengan kakeknya yaitu Nabi Ibrahim.  Rasul SAW sebagai keturunan Nabi Ibrahim dan penerus agama Ibrahim bahkan Nabi yang terakhir dari rantai nubuwah, beliau mengalami perintah yang sama dengan Ibrahim AS bahkan intensitasnya lebih tinggi.  

Jika Nabi Ibrahim, anaknya Nabi Ismail dikorbankan dan tidak sampai disembelih, karena digantikan dengan domba, keturunan Rasul Muhammad saw yang dikorbankan tidak ada penggantinya, yaitu Husain as dan keluarganya disembelih di padang tandus Karbala oleh para durjana terlaknat.

Tidak hanya itu, seluruh keturunan Muhammad SAW yang dinubuwatkan oleh Allah melalui permintaan nabi Ibrahim di surat Al Baqarah 124 sebagai imam, semuanya dikorbankan menjadi syahid.  

Mereka para Imam itu jika tidak disabet dengan pedang, maka mereka diracun oleh orang-orang terlaknat.

Pada diri Nabi Muhammad saw, agar agamanya tetap tegak, yang diminta bukan hanya pengorbanan harta, dirinya, dan anak cucunya, tetapi juga ummatnya yang setia.  Lihatlah orang-orang Palestina yang tertindas.  Jika di hari raya Idul Adha kita mengorbankan kambing atau sapi, rakyat Palestina sejak tahun 1948 telah mengorbankan harta dan nyawanya. 

Rakyat Palestina juga bukan hanya mengorbankan harta dan nyawa, tetapi juga, anak-anaknya, cucu-cucunya, karib kerabatnya dan semua yang mereka miliki telah mereka persembahkan kepada Allah SWT, agar agama Islam tetap tegak, tidak diinjak-injak oleh Zionis terlaknat.

Mengapa rakyat Palestina tetap teguh? Betapapun sedihnya mereka, mereka tetap mengingat ayat suci Al Quran surah An Nam ayat 62

اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْۤءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاۤءَ الْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَۗ

Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat.

Ayat di atas mempertegas surah Al Baqarah ayat 124, tentang Imamah keturunan Ibrahim, bahwa kesusahan dan keburukan-keburukan kesusahan yang dilakukan oleh konspirasi iblisi global dibawa pelaku teknis yang bernama zionis akan berakhir karena Allah menjadikan di antara manusia, yaitu anak cucu Ibrahim yang suci (maksum) sebagai khalifah.  

Ayat di atas menegaskan kepada kita dan diyakini oleh rakyat Palestina hanya khalifah atau imam yang diminta oleh ibrahimlah yang dapat menghalau kesusahan, derita jasmani dan maknawi manusia, termasuk penderitaan rakyat Palestina.

Akan tetapi sebagaimana dijelaskan oleh Surah An Naml ayat 62 di atas bahwa hanya sedikit orang-orang yang ingat dan memahami relasi antara pengorbanan, kesusahan dan imamah.  

Palestina yang tertindas hari ini juga ditinggal oleh banyak orang, termasuk saudara-saudara Arab mereka.  Hanya Republik Islam Iran dan mitra muqawamahnya yang terbentang dari Yaman, Lebanon, hingga Iraq yang mati-matian melakukan pengorbanan (pembelaan) yang serius kepada Rakyat Palestina.  

Mereka para pembela rakyat Palestina selalu ingat hadist di bawah ini:

Man lam yahtamma bi amril muslimin fa laisa minhum (Barang siapa yang tidak peduli terhadap urusan kaum muslimin, maka mereka bukan golongan dari kaum muslimin).

Posting Komentar

0 Komentar