Kita tahu bahwa Imam Ali bin Abu Thalib adalah sepupu Nabi Muhammad saw.
Kita tahu juga bahwa imam Ali sang Haidar adalah suami putri Nabi Saw, Fatimah Az Zahra.
Kita juga tahu bahwa Imam Ali as dididik secara khusus oleh Nabi Saw sepanjang hidupnya.
Akan tetapi pendidikan yang diberikan kepada Imam Ali bukan karena Ali adalah sepupu dan menantunya.
Pendidikan khusus itu diberikan oleh Nabi saw kepada Ali karena secara syar'i, Ali sudah dinubuatkan menjadi khalifah ilahiyah setelah Nabi saw, sebagaimana disebutkan dalam Al Quran.
Surat Al-Baqarah Ayat 124
۞ وَإِذِ ٱبْتَلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
Jalur imamah setelah Rasul saw harus melalui Ali.
Ali pun secara empiris menjalani kehidupannya step by step mengikuti arahan wahyu yang dibawa oleh Rasul saw, sehingga bersih dari dosa dan kesalahan.
Itulah mengapa sebelum memulai dakwahnya secara terang-terang, Rasul Saw memulainya dengan memperkenalkan penggantinya atau Imam setelahnya, yaitu imam Ali.
Perkenalan itu penting. Perkenalan itu menunjukkan bahwa risalah Nubuwah itu tidak pernah putus sepanjang massa.
Perkenalan itu menunjukkan kepada kita bahwa pengkaderan adalah sesuatu sangat penting dalam gerakan nubuwah.
Perkenalan itu mengisyaratkan pada ummat Muhammad bahwa Imamah itu tidak dipilih oleh masyarakat, tapi ditunjuk oleh Allah swt. Imamah itu bukan election, tetapi direction.
Ali kecil langsung menjawab ketika Rasul Saw bertanya siapakah yang akan membantu dakwah saya, akan menjadi washiku, diperhelatan keluarga bani Hasyim.
Ali dengan tegas tanpa ragu menjawab "saya YA Rasulullah".
Ejekan pertama terhadap posisi Imamah dimulai dari bani Hasyim. Saat Ali ditunjuk oleh Nabi saw sebagai penggantinya.
Salah satu peserta yang hadir dalam perhelatan itu mengejek gerakan nubuwah ini dengan mengatakan wahai Abu Thalib setelah perhelatan ini, engkau harus menaati anakmu yang masih kecil ini.
Setelah peristiwa itu, diberbagai peristiwa penting seperti di Khaibar, Rasul Saw mempertegas kepada para sahabatnya bahwa Ali adalah Imam penggantinya.
Di Khaibar Ali membuktikan secara empiris bukan saja merobohkan jagoan yahudi yang ditakuti para sahabat lain, tetapi Ali juga menjebol benteng Khaibar yang terkenal kokoh.
Di khandaq, Ali membelah tubuh Amr bin Abdul Wud, jagoan Arab yang ditakuti sahabat-sahabat besar, seperti Abu Bakar, Umar dan yang lainnya.
Dengan pedang Zulfikar pemberian Nabi saw. Memang, pada kenyataannya Amr bin Abdul Wud hanya bisa dilawan oleh 40 pendekar Arab secara keroyokan.
Ujungnya, di Oase Al Ghadir setelah haji perpisahan, Rasul saw mengumpulkan sahabat-sahabat yang telah menunaikan haji untuk menerima deklarasi terakhir yang menyatakan bahwa Ali adalah pengganti atau Imam setelah TlRasul Saw.
Rasul saw bersabda:
مَن كُنْتُ مَوْلَاهُ فَعَلِيٌّ مَوْلَاهُ
“Barangsiapa menjadikan aku sebagai wali (Imam)nya, maka jadikan Ali juga sebagai wali (Imam)nya.”
Deklarasi Imamah untuk Ali di al Ghadir atas perintah Allah swt dalam
Ayat 67 Surah Al-Maidah yang terkenal dengan nama ayat Tabligh:
«يَأَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ وَإِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَٱللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِيْنَ»
"Hai rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhan-mu. Dan jika kamu tidak mengerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia."
Dari ayat itu kita dapat mengetahui bahwa deklarasi bahwa Ali sebagai pengganti atau Imam setelah Rasul saw adalah inti dari risalah nubuwah.
Allah SWT memberi peringatan bahwa jika Rasul saw tidak menyampaikan pesan Imamah itu maka sama dengan tidak menyampaikan seluruh risalah nubuwah.
Ayat di atas juga menerangkan kepada kita bahwa risalah Imamah adalah persoalan yang sensitif, sehingga selain memberikan warning kepada Rasul saw, Allah juga memberikan jaminan perlindungan kepada Rasul saw dari gangguan penolakan manusia di sekitarnya.
Sejarah juga membuktikan bahwa peristiwa menunjukkan Imamah Ali bin Abu Thalib mendapat penentangan atau penolakan dari orang-orang di sekitar Nabi saw, seperti peristiwa pertama di perhelatan bani Hasyim ketika Rasul saw memulai dakwahnya.
Selamat hari raya Al Ghadir ( 18 Dzulhijjah) semoga kita semua dijadikan oleh Allah SWT selalu berpegang teguh kepada Imamah Ali bin Abu Thalib dan aimmah maksumin keturunan Ali dan Fatimah Az Zahra sebagai Shirath Al Mustaqim.
sumber : https://ikmalonline.com/
0 Komentar