Ali Syariati adalah intelektual yang dianggap berhasil memadukann khazanah keilmuan timur dan barat secara revolusioner.
Syariati adalah Rajawali bukan seperti unggas yang lain. Layaknya Rajawali, Syariati mempunyai pandangan jauh ke depan dan revolusioner.
Syariati bukan ayam yang tahunya hanyalah biji jagung yang ditumbuk yang disediakan tuannya.
Ada orang berpandangan ke depan tetapi tidak revolusioner.
Gagasan orang seperti ini seringkali hanya mentok di kotak perpustakaan. Sebaliknya ada orang yang revolusioner, tetapi tidak punya pandangan ke depan.
Orang-orang seperti ini biasanya hanya menjadi kayu bakar.
Ali Syariati seperti pelaku revolusi yang lain seperti Imam Khomeini, jangkauan intelektualitasnya tidak dibatasi waktu, bahkan seolah waktu mengikuti jangkauan intelektualitasnya.
Di sisi lain, Syariati dengan gigih mewujudkan narasi intelektualitasnya dalam gerakan revolusioner.
Untuk menyerap narasi intelektualitasnya yang revolusioner anda bisa membaca buku Ali Syariati yang bertema Haji.
Bagi Syariati, haji bukan sekadar ritus, tetapi ia adalah suluk ruhani yang kaya dengan nuansa intelektualitas yang revolusioner.
Rugi jika berhaji tidak didahului dengan menikmati buku hajinya Ali Syariati.
Mungkin anda sudah berhaji, anda pernah di depan ka'bah, di arafah, mina dan lain-lain.
Tapi anda pulang ke tanah air tidak lebih menjadi sekadar pelancong wisata yang sama sekali tidak membawa berkah Ibrahim, yang muhammadi untuk meruntuhkan berhala-berhala yang mengangkangi jiwa anda, sehingga anda hanyalah pecundang yang bergelar haji.
gambar : https://i.ytimg.com/
0 Komentar