Subscribe Us

ksk logo.jpg

Serangan Iran ke Israel: Pengubah Pendulum Peradaban


Oleh: Prof. Dr. Khusnul Yaqin, M.Sc 

Nafsu menjajah bangsa bengis Eropa tidak kunjung berhenti terhadap berbagai bangsa di dunia, terutama bangsa Asia, meskipun tata peradaban manusia sudah berubah dari satu zaman ke zaman yang lainnya yang lebih modern. Di Palestina bangsa Eropa masih menancapkan kukuh kekuasaannya melalui tim teknis lapangan yaitu zionis Israel. Mereka mengamuflase nafsu jahat penjajahannya dengan sihir demokrasi. 

Di Iran pada tahun 1953, dinas intelejen Amerika dan Inggris mengudeta Perdana Menteri Iran Mossadegh, meskipun dia terpilih secara demokratis dalam sudut pandang Barat. Mengapa seperti itu? Karena bangsa Eropa masih ingin menjajah Iran untuk menguasai ladang minyak Iran yang dinasionalisasi oleh Perdana Menteri Mossadegh. Lalu bangsa Eropa yang salah satunya menjadi iblis, Amerika, mempunyai boneka bernama syah Iran untuk menjajah bangsa Iran. 

Demokrasi yang menjadi mantra sihir Amerika dan rekan Eropa yang lainnya, hanya jadi jargon untuk mengendalikan Iran, yang pada kenyataannya syah Iran menjadi manifestasi utuh kebengisan bangsa Eropa terhadap rakyat Iran. Demokrasi bukan lagi hanya sebagai isapan jempol, tetapi sebagai alat terselubung untuk membantai rakyat Iran dan menguras hasil buminya. 

Kemudian muncullah, seorang ulama, yang bisa disebut wali qutub dari para wali qutub yang bernama sayyid Ruhullah Khomeini atau yang dikenal dengan nama Imam Khomeini. Dengan sorban hitam dan jubah ulamanya, Imam Khomeini, tidak sekedar menumbangkan boneka barat, syah Iran, tetapi juga menyadarkan masyarakat dunia bahwa pemerintahan Barat, yang wakil utamanya yaitu Amerika, adalah pemerintahan iblis yang merusak tatanan peradaban manusia. 

Dari situlah pendulum peradaban mulai bergeser ke arah Timur.  Republik Islam Iran menjadi bintang Suraya yang menerangi jagad peradaban manusia dengan ajaran suci Nubuwwah. Filsafat, ilmu dan teknologi dikembangkan Republik Islam Iran secara serius dan kerja keras setelah revolusi Islam. 

Meskipun diboikot oleh Amerika dan pemerintahan di Eropa, Republik Islam Iran, bergerak menjadi poros perlawanan yang progresif terhadap kebengisan bangsa Eropa (rezim Amerika dan Eropa). 

Salah satu representasi par excelent dari bangsa yang masih dijajah di abad moderen ini adalah rakyat Palestina. Oleh karenanya, beberapa hari setelah revolusi, Imam Khomeini mendeklarasikan sebuah gerakan perlawanan terhadap bangsa Eropa yang diwakili oleh rezim zionis Israel dengan simbol hari al Quds. Imam Khomeini menyeru masyarakat dunia agar menjadikan hari jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai hari untuk mengekspresikan kepedulian kepada rakyat Palestina. 

Deklarasi itu adalah gerakan awal Imam Khomeini untuk menggerakkan pendulum peradaban manusia, dari model perilaku jahat bangsa Eropa ke peradaban Nubuwwah. Sejak saat itu Iran mengorkestrasi gerakan perlawanan dengan penuh kesabaran dan kerja keras terhadap boneka Eropa yaitu rezim zionis. 

Sejak kekalahan pemerintahan Arab dalam bertempur dengan rezim bengis Israel, bangsa Arab hidup dalam cengkraman kelicikan rezim zionis. Alih-alih pemerintahan Arab melawan rezim zionis, pemerintah negara-negara Arab justru berubah menjadi bagian integral dari perilaku-perilaku biadab Israel. 

Republik Islam Iran, karena perlawanannya yang sengit terhadap Amerika dan Barat yang menindas, diperlakukan tidak adil seperti pemboikotan dan tindak pembunuhan terhadap ilmuan dan para jenderalnya. 

Terakhir, jenderal-jenderal Iran dibom di Konsulat Jenderal Iran di Damaskus. Pada saat Jenderal Qassem Sulaimani dibom sesaat setelah dari Bandara di Baghdad oleh Amerika, Iran hanya membalas dengan serangan rudal di pangkalan militer Amerika yang digunakan untuk meluncurkan drone pembunuh di wilayah Iraq. Balasan ini sesuai dengan moralitas yang dipelajari Iran dari mazhab Ahlul Bait atau Syiah 12 Imam.

Di tanggal 13 April 2024, Iran juga sebenarnya menargetkan pangkalan militer yang digunakan oleh Israel untuk mengebom para jenderalnya di Konsulat Iran di Damaskus, tetapi karena pangkalan itu ada di wilayah pendudukan Israel, eskalasi psikologisnya menjadi kongkrit dan masif. Serangan Iran itu tidak sekadar paling tidak menewaskan 44 perwira Israel dengan 18 lainnya dalam kondisi kritis, tetapi juga menyadarkan masyarakat dunia bahwa rezim Israel adalah tim teknis penjajah Eropa yang kondisinya tidak lebih kuat dari sarang laba-laba. 

Selama ini dibangun mitos bahwa Israel adalah orang-orang pilihan Tuhan dan oleh karenanya mereka berotak cerdas dan kuat. Mitos ini adalah asesoris tambahan dari apa yang disebut alat penjajahan berupa demokrasi ala barat. Mitos ini digunakan oleh bangsa penjajah Eropa untuk menjadikan otak-otak manusia menjadi beku dan jumud ketika berhadapan dengan rezim zionis Israel. 

Serangan Iran dengan 170 drone, 30 rudal jelajah dan 120 rudal balistik di wilayah yang diduduki Israel itu dengan segera merusak bahkan menghapuskan mitos kekuatan Israel. Pertahanan Israel jebol hanya dengan persenjataan rendahan yang dimiliki Iran saat ini. 

Sekarang pendulum peradaban dunia tidak sekadar bergerak ke arah peradaban Timur, tetapi lebih dari itu gerakan ini mulai menunjukkan percepatannya setelah serangan Iran ke Israel di 13 April 2024. Filsafat, ilmu dan teknologi yang dikembangkan Iran tidak berhenti di meja filosof, saintis dan teknokrat, tetapi lebih dari itu filsafat, sain dan tekonologi dihilirisasi untuk melawan peradaban bengis pemerintahan Eropa, dan digunakan untuk mensejahterahkan masyarakat tertindas di dunia ini.

Posting Komentar

0 Komentar